Kamis, 04 Oktober 2012

Mencuci Pakaian dengan Air Panas



Air panas membersihkan noda lebih baik. Air panas membuat suatu bahan kimia seperti surfactant (bahan aktif yang ada pada semua bahan pembersih) bekerja lebih aktif. Sesuai dengan hukum kimia, semakin tinggi temperatur, maka reaksi kimia akan semakin cepat. Proses pengikatan kotoran oleh surfaktan juga merupakan reaksi kimia, karena surfaktan menjadi berubah sifatnya setelah mengikat kotoran. 

Selain itu, untuk pakaian yang tidak tahan dengan deterjen, air panas memabntuk melepaskan kotoran dari pakaian (namun masih ada kemungkinan kotoran kembali ke pakaian karena tidak terikat oleh surfaktan). Masih sesuai dengan hukum termodinamika kimia, air yang hangat berarti molekul-molekul air bergerak lebih cepat dari biasanya, sehingga gerakan atau getaran molekul-molekul air membantu pelepasan kotoran dari pakaian. Itulah mengapa air panas memiliki densitas yang lebih rendah daripada air dingin. 

Untuk pakaian yang kotor karena minyak, panas cukup baik karena panas menyebabkan densitas dan viskositas minyak menjadi berkurang sehingga menjadi tidak lengket lagi dengan pakaian. Dengan demikian, kotoran berminyak mudah dibersihkan dan dilarutkan dengan surfaktan (deterjen). 

Dan pengaturan suhu itu untuk pakaian yang tidak tahan panas. Dan setiap bahan, biasanya pakaian yang mahal, ada tanda peringatan berapa temperatur maksimal yang tidak boleh dilewati ketika pakaian dicuci, bahkan ada pakaian yang tidak boleh dijemur di bawah terik sinar matahari.

Dan benar kata bos veaning indra, jangan dilakukan pada batik karena lapisan lilin dari batik dapat terkelupas, karena lilinnya akan meleleh karena panas.



Karena dibuku Fisika Yuki ada pertanyaan ini,jadi Yuki cari di Google,trus Yuki copas buat info minna dan biar Yuki inget juga :P
hehe


Tidak ada komentar:

Posting Komentar